bab.9a

469 Kata
"Kamu kenapa sih cha, ngeliatin saya terus. Nanti suka loh." Ledek gerald. "Idih, bapak jangan geer deh. Saya tuh cuma bingung kenapa bapak pake segala ajak saya untuk makan malam kali ini. Padahal kan saya udah bilang lagi sakit, tetap aja dipaksa." Balas Icha panjang lebar. "Ada deh, kamu lihat aja."  *** Gerald dan Icha memasuki ruangan privat yang telah gerald pesan di salah satu restauran ternama. Icha tersentak kaget ketika melihat sesosok wanita yang sangat ia kenali dan sayangi lebih dari manusia lainnya. "Mama-papa?!" Ujar Icha kaget. Icha melirik gerald mencoba meminta penjelasan atas apa yang sedang terjadi saat ini. Sedangkan Gerald hanya terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya. Icha merasakan pelukan dari sang mama dan papah,  "Ayo duduk dulu om, tante dan Icha." Ujar gerald mengingatkan. Semua sudah berkumpul di meja makan besar, berkat gerald yang memang sengaja mengundang mereka semua. Orang tua gerald dan Icha lengkap sudah. "Jadi Icha toh yang mau kamu lamar?" Ledek mama gerald. Gerald tersenyum malu, sedangkan Icha tak mengerti sedikitpun arah pembicaraan kedua insan dihadapannya. "Aku udah lamar kamu cha dihadapan orang tua kamu kala itu tanpa adanya kamu. Dan sekarang, aku memperjelas hubungan kita. Mama dan papa ku sudah aku kasih tahu, mama papamu juga. Tinggal kamu sekarang, jawab aku mau gak jadi istriku?" Tanya gerald. "Ini mendadak, sejak kapan juga bapak suka saya? Bukannya bapak udah punya wanita lain?" Tanya Icha beruntun. Gerald tertawa,  "Kamu se-exited itu ya mau nikah sama aku cha." Ledek gerald pada sekretarisnya. "Bukan gitu, jangan geer!" Bantah Icha yang disambut tertawaan dari para orang tua. "Terima aja sayang, kasihan tuh gerald nya udah ngarep banget." Ujar mama gerald pada Icha. "Icha mau nanya tante, eh mama! Apa sebelum nya udah kenal lama mama dan papa Icha?" Tanya Icha curiga adanya settingan dalam lamaran ini. Mama gerald mengangguk, "Teman mama waktu sma lagi." Jawab mama gerald santai. "Jangan curigaan cha, saya tulus kok melamar kamu tanpa adanya paksaan dari siapapun." Ucap gerald. "Mau bukti sekalian gak?" Tanya gerald meledek. "Hm, saya masih harus berfikir lagi pak. Apa bapak beneran tulus sama saya apa tidak." Jelas Icha pada gerald. Sedangkan yang lain nya hanya bisa berdiam diri saja, tak mau ikut campur dalam urusan cinta kedua anak mereka. Keluar dari restauran, Icha menemui orang tuanya lebih dulu untuk meminta maaf atas segala hal yang membuat sedih orang tuanya karena nya. Setelah itu kembali lagi untuk ikut dengan gerald, karena kewajibannya saat ini masih menjadi sekretaris gerald. "Jangan banyak sedihnya, mereka itu sayang sekali sama kamu cha. Asal kamu tahu ternyata mereka udah ngawasin kamu selama ini." Ujar gerald. "Ini serius? Tuh kan! Bapak jadi buat saya semakin bersalah." Ujar Icha memelas. "Jangan bersedih hati, satu-satunya jalan buat mereka senang adalah terima lamaran saya. Gimana?" Tanya gerald memancing. Icha membuang muka, tanpa menjawab ia mencium sejenak pipi gerald karena sesuatu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN