Suara teriakan Nindy itu sangat lantang membuat langkah Ethan seketika langsung terhenti. Ia menarik napas panjang meredam perasaan menyesakkan di d**a. Ia sudah berjanji tidak akan marah bagaimana pun keputusan Nindy nanti. Jika pun saat ini Nindy akan memaki-maki dirinya, Ethan akan menerimanya dengan kedua tangan terbuka. Perlahan ia membalikkan badan, menghadapi hukuman dirinya atas dosa di masa lalu. Air mata Nindy semakin tak tertahan begitu bisa melihat wajah Ethan kembali. Benci itu hanyalah kebohongan semata, selebihnya hanya rasa cinta yang menggila dan hasrat kuat ingin terus bersama. Nyatanya begitu mata ini tertuju pada sosoknya, kebencian itu sudah benar-benar hilang. "Apa begini caramu meminta maaf?" ucap Nindy menghapus air matanya dengan kasar, sekali lagi, sekali la