Farid memandang sedih luar bus di sepanjang jalan menuju alamat yang ada di kertas kecil yang dia pegang. Sebelumnya dia berniat ingin menyewa asrama di dalam kampus yang pernah dia kunjungi pada tahun kemarin ketika dirinya pergi ke Caen bersama Guntur. Akan tetapi setelah dia hitung-hitung, ternyata lumayan juga biaya hidup jika dia tinggal di sana, meski berbagi. Akhirnya dia putuskan mencari kamar murah yang lokasinya agak jauh dari kampus, Ernes, sebuah daerah yang sangat tenang dan akomodasinya pun murah di sana. Ada satu hal yang membuatnya tenang meninggalkan Tata di apartemen. Tata tidak sendirian. Dia memiliki banyak sanak saudara di Paris. Lagipula menurutnya Tata sudah tidak membutuhkan dirinya. Tata sangat mandiri, dia sudah biasa sendirian sebelumnya. Tata pasti tidak kekur