“Lo? Kamu baru puas. Liat tu. Lembek…” decak Nayra diiringi tawa kecilnya. Dia lirik milik suaminya yang mengecil. “Naik ke mukaku…,” ujar Guntur. Wajahnya sangat sayu. “Maksudnya?” Guntur memainkan dua jarinya agar Nayra menaiki tubuhnya yang terbaring lemas. “Letak bokongmu di sini,” perintah Guntur sambil menunjukkan wajahnya. “Ha?” Nayra masih bingung. Tapi dia langsung memahami karena Guntur menjulurkan lidahnya yang lincah ke hadapannya. “Bentar…,” ucap Nayra yang hendak beranjak dari kasur. Tapi Guntur menahannya. “Hei…, ke mana?” “Cuci dulu…,” “Nggak usah…” “Ih. Jijik,” “Udah. Sini. Naik. Ntar lama lo puasnya. Yuk…, pasti masih nyut-nyut tuh…” Nayra menatap wajah Guntur tak percaya. “Ayo…,” bujuk Guntur sambil memainkan p****g buah d**a istrinya. “Ih…,” Nayra me