Pagi ini, Tata yang menyiapkan sarapan buat keluarga kecilnya. Tidak begitu istimewa, hanya roti bakar diberi selai berry dan segelas s**u saja. Sementara Farid sedang bermain bersama Hera di ruang tamu. "Baaa..." "Refais-le, Papaaa." "Baaa..." "Refais-le, Papaaa." "Baaa..." "Again, Papaaa." Hera senang papanya mengulang-ngulang permainan ci luk ba. Hera semakin penasaran dengan raut wajah yang akan ditunjukkan papanya selanjutnya. Semakin unik wajah Farid, semakin Hera berteriak sangat keras. "Tu as l'air si drôle ... again, Papaaaa." "Udah, ya ... sarapan dulu ya, Papa hungryyy." Farid lalu mengangkat tubuh Hera tinggi-tinggi dan membawanya ke dapur. Wajah Farid yang semula sumringah berubah menjadi heran ketika melihat ekspresi wajah Tata yang sedang menerima telepon dar