Hari pernikahan itu tiba, terlalu berlebihan rasanya jika Edo menyebut sebagai hari bahagia di hidupnya. Ia memang sudah menerima Rima seutuhnya sebagai istri, walaupun tidak sepenuhnya mencintai wanita itu tapi Edo akan berusaha memperlakukan wanita itu dengan baik. “Selamat atas pernikahan kalian,” beberapa orang memberikan selamat pada keduanya, mendoakan agar pasangan pengantin baru itu hidup bahagia selamanya sampai maut memisahkan. Edo menyambut baik setiap doa tulus untuknya, sesekali ia juga memperhatikan sang ibu yang sejak tadi menyambut tamu. Tapi Retno tidak terlalu antusias menyambut tamu undangan yang memang sebagian besar merupakan teman baiknya, ia terlihat enggan dan beberapa kali menghindar, menyibukkan diri dengan hal lain. Salah satu yang begitu mencuri perhatian E