Pras menatap asistennya yang hari ini ia anggap lalai bertugas. Jelas, karena Anton membiarkan begitu saja meetingnya terjeda. Padahal itu meeting yang sangat penting. Klien yang tengah Pras hadapi yang akan menjalin kerja sama dengan nilai investasi milyaran rupiah. Bayangkan milyaran rupiah! Dan semua itu harus terjeda karena aksi wanita yang tidak tahu sopan santun ini. "Kamu dari mana Anton?" tanya Pras dengan menyelidik. Sekilas Pras bisa meraba jika asistennya ini tengah berbahagia. Sekalipun Anton berusaha menyembunyikan rona di pipinya, Pras bisa menangkap dengan jelas. Anton yang merasakan aura menegangkan berusaha tersenyum, sekedar untuk mencairkan suasana. Ia yakin ada hal yang tidak mengenakan sudah terjadi di antara atasannya dengan wanita yang entah siapa, sampai ia mend