Sari terdiam, ada beberapa dokumen yang dia incar yang mana itu akan dia gunakan untuk menjungkir-balikkan situasi dan membuat Malik kembali miskin.
“Beberapa di antaranya ada tanah dan bangunan yang dibeli atas namaku, aku hanya ingin mengambil itu,” jawab Sari.
Aditya diam sesaat, tampaknya laki-laki itu berusaha mencerna rencana Sari.
“Hm, baiklah terserah. Hanya saja jangan sekarang, terlalu berbahaya karena Malik ada di rumah. Kau sudah gila!” gerutunya memberi saran.
Sari merasa ucapan Aditya memang benar, dia terlalu bernafsu untuk membalas dendam sampai mengabaikan situasi. Dia pun segera keluar dari ruang kerja Malik dan bergegas kembali ke kamar.
Dari sisi lain, seosok bayangan hitam berdiri di bawah tangga, menyaksikan gerak-geriknya sejak tadi.
***
Tidak ada cara lain
