Sedang mereka lanjut bercengkerama, seseorang berseru pelan jika Sang Investor sudah datang. Semua orang serentak menutup mulut dan diam, fokus ke arah panggung di depan sana. Azuraa memiringkan kepala karena tak bisa melihat dengan jelas ke arah sana karena terhalang rangkaian bunga di sudut panggung. Sehingga dia pun tak bisa menyaksikan orang-orang yang duduk di panggung kecil itu semuanya. “Astaga, dia memang tampan sekali!” seru kedua wanita di meja Azuraa, mereka yang sebelumnya saling sindir seolah mendadak menjadi teman akrab. Maria hanya tersenyum saja melihatnya, dia lalu menoleh pada Azuraa. “Kalau ada yang ingin ditanyakan, siapkan dari sekarang, untuk sesi tanya jawab setelah presentasi,” katanya memberi saran. Azuraa mengangguk mengiyakan, berpikir apa saja yang ingin di

