Hani tak sabar untuk menunggu Malik pulang, dia sudah mandi dan memakai pakaian seksi untuk menyambut suaminya itu. Selain ingin memberikan kabar tentang Emran dan istri kampungannya–begitu kira-kira yang dipikirannya, Hani juga ingin meminta uang bulanannya.
“Mbak!” panggil Hani dari ruang TV.
Perawat yang sedang bersama Ningrum di paviliun belakang hanya mendengus pelan sambil menyuapi Ningrum.
Ningrum pun sepenuhnya melihat bagaimana kelakuan Hani selama ini di rumah, hobinya main perintah tanpa melihat orang sibuk atau tidak. Pembantu yang baru bekerja selama beberapa hari itu kabur karena tak tahan dengan sikap kasar Hani.
“Ibu mau ke kamar?” tanya perawat bernama Nira itu.
Ningrum mengangguk mengiyakan, dia pun jengah jika harus melihat Hani dengan sikap buruknya itu.
“Nira!”
