Sesuai apa yang Emran rencanakan, keduanya turun dan menyisiri pantai yang pasirnya terasa dingin bukan main menyentuh kaki–kaki mereka yang telanjang tanpa alas. "Suka?" tanya Emran. Tangannya masih merangkul Azuraa yang bertubuh lebih pendek darinya. "Banget! Pantainya cantik, aku enggak pernah ke tempat secantik ini tau!" aku Azuraa. Terdengar bahagia juga sedih dalam waktu yang sama. "Pantainya cantik, tapi ada yang lebih cantik," seloroh Emran. Sepertinya punya pendapat yang berbeda. Azuraa menoleh sekilas, wajah yang diterpa sinar matahari itu nampak asyik melihat ke arah lautan. Azuraa jadi tidak dapat menebak apa yang menurut Emran jauh lebih cantik. "Kamu—" "Aku? Cantik?!" "Kamu mau es kelapa?" Emran malah bertanya hal lain. Karena disahuti lebih dulu oleh Azuraa, dia jadi

