Pak Slamet menjemput dua majikannya yang ada di rumah sakit. Setelah Sabrina siuman, Arsa bertanya pada istrinya itu apakah ada keluhan atau rasa nyeri yang mendera tubuh —terutama kepalanya, setelah kecelakaan yang wanita itu alami. "Kita bisa periksa besok 'kan, Mas?" "Bisa." "Ya sudah, kalau tidak ada tindakan lain yang harus dokter lakukan saat ini, aku memilih untuk istirahat di rumah saja." Di sinilah keduanya sekarang, di dalam mobil dengan Pak Slamet yang mengendarai. Arsa masih setia menggenggam lembut tangan Sabrina yang saat itu menempelkan kepala di atas pundaknya. "Katakan saja jika rasa sakit tiba-tiba kamu rasakan. Jangan menyimpan semuanya sendiri. Kamu tahu, kamu bukan hanya sebagai sekretaris-ku saja, tetapi kamu adalah istri, calon ibu dari anak-anakku nanti. Aku