Rangga terkejut dengan apa yang baru saja Hendra katakan padanya. Saat ini keduanya sudah berada di dalam sebuah kafe, tempat biasa mereka bersantai menikmati secangkir kopi. Hendra memang sengaja mengajak Rangga bertemu di sana, dibanding harus mengajaknya ke sebuah kelab malam yang jelas sahabatnya tidak suka. "Apakah Alika sudah gila?" pekik Rangga yang benar-benar terkejut. "Mengapa kamu tidak melarangnya, Ndra?" kesal lelaki itu kemudian. "Sudah dan dia tidak mau dengar." Rangga mendengus kesal. Bagaimana bisa Alika melakukan hal itu tanpa ia ketahui, sedangkan sepanjang hari ia selalu bersamanya di kantor. "Sepertinya ia begitu berambisi padamu." Rangga terkejut. Kedua matanya mendelik menatap Hendra. Sedangkan yang ditatap, terlihat cuek seraya menyesap kopi yang masih pan