Dapur

1191 Kata

Farah terbangun dari tidurnya, merasakan perutnya yang keroncongan. Jam dinding menunjukkan pukul dua pagi. Dengan langkah lesu, ia berjalan menuju dapur, mencari sesuatu untuk dimakan. Malam itu, dapur terasa berbeda, sepi dan gelap, hanya diterangi cahaya bulan yang masuk melalui jendela. Saat Farah membuka lemari, tangannya terhenti saat merasakan kehangatan yang tak biasa di belakangnya. "Selamat malam, Farah," suara berat itu begitu dikenalnya. Om Maven, pria dewasa yang penuh karisma, berdiri tepat di belakangnya, tubuhnya memancarkan kehangatan yang menggelitik kulit Farah. "Om... Maven?" Farah mencoba terdengar tenang, meski jantungnya berdebar kencang. Tanpa berkata lagi, Om Maven memeluk Farah, tangannya yang kuat meremas bahu Farah, membuat tubuhnya menegang. "Kamu terlihat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN