Farah menatap dua koper besar yang terletak di ruang tengah rumah. Koper-koper itu berwarna hitam mengilap, terlihat baru, seolah dipersiapkan khusus untuk perjalanan penting. Pandangannya berpindah dari koper tersebut ke wajah Tante Rami dan Om Maven yang berdiri di dekat pintu. Tante Rami tampak ceria dengan senyum yang melekat di bibirnya, sementara Om Maven lebih kalem, diam memandang Farah dengan sorot mata yang sulit ditebak. Farah mencoba menguasai perasaannya saat bertanya, suaranya terdengar ringan meskipun hatinya terasa berat. “Om Maven, Tante Rami mau ke mana?” Tante Rami menjawab dengan penuh semangat, “Kami mau pergi bulan madu, Farah! Sudah lama sekali kami tidak pergi bulan madu.” Suaranya yang ceria memenuhi ruangan, membuat suasana yang semula sunyi menjadi lebih hidup.