Ibra berdiri di sisi kasur, menamati Maya yang baru saja diberi suntik oleh dokter yang Ibra panggil ke apartemen Maya di tengah malam. “Dia hanya kelelahan.” Ucap dokter itu sambil menarik jarum suntik dari tangan Maya. “Pastikan Maya meminum obat yang saya berikan secara rutin dan sebaiknya jangan terlalu stress.” Dokter itu kemudian mendekati Ibra dan berbicara secara pribadi. “Tadi saya sempat berbicara dengan Maya tentang apa yang dia rasakan dan gejala penyakitnya. Selain kelelahan, saya pikir Maya terlalu stress akan sesuatu hingga membuatnya menjadi benar-benar drop saat demam.” Ibra mengangguk paham, menatap Maya sekilas dengan khawatir. “Baik, akan saya pastikan saya akan mengontrol terus kesehatan Maya. Terimakasih atas kunjungannya, dokter.” Ibra kemudian sempat menganta

