Begitu Sasi memasuki rumah, semua yang ada di ruang tamu melihat penasaran, terlebih karena penampilan Sasi memang berantakan. Tapi, tidak ada satu pun yang mau bertanya. Seandainya ada, mungkin mereka pikir akan berakhir tidak terjawab. Pasalnya Sasi ... seperti tidak berada dalam pikirannya. Langkah itu tergesa, pandangan matanya kosong dan masih ada jejak-jejak air mata tapi tidak dihapus di pipi.Lengan Ratih disikut oleh Tini–adiknya. “Menantumu kenapa, Mbak?” Ratih memandang pada hal yang sama, di mana Sasi menghilang di balik pintu kamarnya sendiri. “Aku tidak tahu. Tadi dia pergi tanpa pamit, jadi tidak ada yang tahu ke mana dia. Sepertinya sesuatu terjadi, tapi aku tidak mau mendekati.” “Kenapa? Itu menantu lagi hamil, Mbak. Yudis ada operasi mendadak, dia tidak bisa ke sini. Kal