Aleeza langsung berdiri setelah mendengar apa yang Sasi katakan. Raut Aleeza terlihat sangat kaget, dan Sasi diam-diam tersenyum di sela napasnya yang tersengal. "Ituku berdarah karena sobek. Sebagai pria yang jantan, kamu harus bertanggungjawab, Daddy." "Ada apa ini?" Aleeza bertanya dengan nada menuntut. "Maaf nanny Liam, kami sedang terlibat pembicaraan yang serius. Kuharap, kamu tahu diri untuk tidak mengganggu sekarang. Terlebih candaanmu yang berlebihan." "Aku tidak bercanda!" ucap Sasi meninggikan suara. Sasi beralih menatap Yudistira, kemudian melangkahkan mendekat sambil menghentakkan kaki. "Daddy, kamu-" Telunjuk Sasi teracung. "Jelaskan, kenapa aku dikatakan mempermainkanmu, padahal semua pria menyukai keperawanan." Yudistira langsung mengusap wajahnya berulangkali sampai mem