Suara tangis Lusyana mengisi keheningan kamar, Sasi yang baru saja akan mengambil handuk di dalam lemari untuk mandi, kembali mengurungkan niatnya. Dihampirinya box bayi lalu segera mengangkat Lusyana dari sana. Ditimang-timangnya sebentar sebelum membuka kancing baju untuk menyusui. Namun bukan segera melahap, Lusyana justru menolak dan tangisannya makin mengeras. Wajahnya sampai memerah, juga matanya yang memejam erat. Antara bingung juga merasa tidak nyaman karena penolakan anaknya, Sasi berupaya menenangkan. Ditepuk-tepuknya b****g Lusyana, tidak hanya berdiam saja, Sasi juga mengajak Lusyana berjalan beberapa langkah sembari mengucapkan kata-kata yang menenangkan. Sudah pukul sebelas siang, namun Sasi belum bisa mengurus dirinya sendiri. Kerewelan Lusyana bukan hanya ini, tetapi jug
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari