Yudistira mematikan mesin mobil kemudian melepas sabuk pengamannya. Pulang ke rumah setelah seharian menangani pasien tidak lagi menjadi melelahkan. Ada semangat yang menggebu-gebu, menghempaskan semua rasa lelah sampai tak tersisa. Memikirkan akan bertemu keluarga saja rasanya menyenangkan, apalagi saat melihat mereka langsung. Tas kerja sudah dijinjing, Yudistira bahkan melepaskan jasnya kemudian disampirkan di lengan kanan. Setelah menekan tombol lock, Yudistira langsung melangkah dengan tegas memasuki rumah. Yang pertama menyambut Yudistira adalah Kairo, tidak lama setelahnya Liam menyusul. Mereka kompak berseru senang atas kepulangan Yudistira, tapi tidak lantas langsung mendekat begitu saja karena Liam sedang memegang kantong kresek hitam yang lumayan besar. “Apa itu?” tanya Yudist