Sasi terbangun saat merasakan sakit di perutnya. Tatapan Sasi tertuju pada jam di nakas yang menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Tidak mengherankan, ini memang jam biasanya Sasi bangun di pagi buta, entah itu karena keinginan buang air, makan atau mengajak Yudistira berhubungan. Kebiasaan terakhirnya memang seaneh itu, tapi untuk Sasi yang sekarang rasanya benar-benar menyenangkan. Apalagi saat dia memaksa Yudistira yang tengah mengantuk, itu merupakan suatu kepuasan tersendiri untuk Sasi.
Tapi, untuk kali ini sepertinya berbeda. Bukan keinginan yang biasanya Sasi rasakan, melainkan perutnya terasa tidak nyaman. Sasi berusaha bangkit, bersiap untuk pergi ke kamar mandi, tetapi rupanya pergerakan Sasi membuat Yudistira terbangun, dia bahkan bertanya, “Lapar?” Suaranya serak, khas bangun
