28~BC

1882 Kata

Sakit kepala. Hal itulah yang dirasakan Bias setelah pembicaraan mengenai nasib pernikahannya selesai. Rencana bercerai dan angan untuk menikahi Ciara akhirnya sirna begitu saja. Meski alasan mamanya masih bisa diterima, tetapi Bias tetap tidak bisa menelan kenyataan ini dengan mudah. Rasanya, seperti semua keputusan ada di tangan orang lain. Sementara dirinya, hanya dipaksa menerima tanpa diberi ruang untuk menentukan. “Kamu!” Bias menunjuk Cinta yang baru masuk ke kamar. “Ini semua gara-gara kamu!” “Hm, aku yang salah.” Cinta enggan berdebat. Ia melewati Bias dan berjalan menuju walk in closet. Saat ini, kepala Cinta benar-benar terasa penuh. Rencana yang sudah disusunnya, kembali berantakan karena keputusan Alma yang tidak bisa dibantah. Bahkan, Danuar langsung menghubungi Arif set

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN