39~BC

1266 Kata

“Mbak Cin, ada masnya di depan,” lapor Denok berhenti di ruang tengah dan menatap Cinta yang tengah memakaikan dasi di leher Bias. “Mas Altaf maksud saya.” Tatapan Cinta langsung bersirobok dengan Alma untuk sesaat. Mama mertuanya tetap terlihat santai, seolah tidak mau ikut campur dengan urusan Cinta dan Altaf. “Bikinin minum, Mbak,” titah Bias mengeluarkan ponsel dari saku celananya. “Sekalian bawa cemilan.” “Minumnya satu aja, Mbak!” tambah Cinta. “Baik, Mbak,” sahut Denok bergegas pergi ke dapur. “Temui Altaf,” titah Bias berucap pelan. “Berdua dan aku tunggu di sini.” Cinta memutar malas bola matanya. “Nggak ada lagi yang harus aku bicarakan dengan–” “Ada Mama di sini dan kamu berani nggak nemui Altaf?” Bias melebarkan kedua matanya. Kembali, Cinta menarik ujung dasi bersamaan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN