“Dapat janda, sudah punya anak, setiap saat ngerepotin. Bikin kerjaan kamu berantakan. Kamu juga jadi kurang istirahat.” Ibu Yuli asal nyapu, dan niat menyindir Dika. Karena Dika yang ada di dalam kamar, terus mendiamkannya, Ibu Yuli inisiatif memastikan. Melalui langkah hati-hati dan sampai membuatnya berjinjit nyaris mengendap-endap, Ibu Yuli memastikan. Dari sebelah pintu Dika yang terbuka sempurna, Ibu Yuli mengintip. Suasana kamar Dika dalam keadaan terang benderang karena lampu di sana, dinyalakan. “Pantes enggak nyaut. Pake headset. Mau aku ngomong sampai semua gigiku kelempar ke rumah tetangga pun, dia pasti cuma diem.” Awalnya, headset putih yang terpasang di kedua telinga Dika, yang menjadi fokus perhatian Ibu Yuli. Kemudian, tubuh atletis Dika menjadi alasan Ibu Yuli layakn