Malam itu, Viola duduk di sofa apartemennya dengan senyum licik terukir di bibirnya. Tangannya menggenggam segelas anggur merah sementara matanya menatap layar ponselnya, menunggu berita menyebar seperti api yang melahap hutan kering. Ia telah memastikan gosip mengenai kehamilannya tersebar luas di kalangan pebisnis. Dengan koneksi yang ia miliki, tidak butuh waktu lama sampai kabar itu menjadi perbincangan hangat. Di berbagai acara sosial, di meja-meja pertemuan, dan bahkan dalam obrolan informal, nama Regantara Gaviano menjadi topik utama. Beberapa orang tertawa sinis, merasa tidak percaya bahwa pria seperti Regan bisa melakukan sesuatu yang sembrono. Namun, ada juga yang mengernyit, terkejut dan tidak menyangka bahwa pria berwibawa seperti Regan bisa berbuat sebodoh itu. “Regan? Mengh