Pagi itu, Rania melangkah memasuki lobi kantor dengan langkah mantap. Meski matanya sedikit sembab akibat kurang tidur, ia berusaha menampilkan wajah segar dan profesional. Setelan kerja yang dikenakannya memancarkan aura kepemimpinan yang kuat. Begitu memasuki ruangannya, Santi, asisten pribadinya, langsung menyambut dengan senyum lebar. "Selamat pagi, Bu Rania! Senang sekali akhirnya Ibu kembali. Kantor terasa berbeda tanpa kehadiran Ibu," ujar Santi antusias. Rania tersenyum tipis. "Pagi, Santi. Terima kasih. Bagaimana kabar kantor selama saya pergi?" Santi segera mengikuti Rania yang berjalan menuju meja kerjanya. "Baik-baik saja, Bu. Beberapa kerjaan yang masih bisa saya handel sendiri sudah saya selesaikan. Sementara yang harus membutuhkan persetujuan langsung dari Bu Rania, suda