Alena sudah setengah terlelap saat ia merasakan pintunya di ketuk dengan terburu-buru dan tidak sabaran. Ia membuka pintu dan terkejut menemukan Radit berdiri di depan pintu kamarnya. “Dit, kamu ngapain?” Pria itu menatapnya dengan dingin dan tajam, membuat Alena tersadar megnenai siapa yang saat ini sedang berdiri di hadapannya. Si monster. Batinnya. Alena menutup pintunya dengan cepat namun tetap saja lengannya masih kalah cepat dengan Radit. Pria itu menahan pintu tetap terbuka oleh tangannya. Alena tidak sengaja melihat tangan pria itu. Lagi-lagi tangannya dilumuri darah. Darah dari sayatan pisau yang sepertinya sengaja Radit buat sendiri. “Kenapa aku harus menemukan hal-hal mengerikan seperti ini?” Alena berbicara pada dirinya sendiri. “b******n itu menyiapkan umpan untuk mengg