Bisma berada di kantor seperti hari sebelumnya. Lelaki itu tengah duduk di kursi, menggerakkan kursinya setengah lingkaran, seolah ada kegelisahan yang benar-benar mengganggunya. Tentu saja ini tentang Destina. Wanita itu terus mengganggu pikiran Bisma. Dengan gerakan perlahan, Bisma lantas mengambil ponselnya yang dia letakkan di meja. tentu saja dia memuruskan untuk menghubungi Anton. Seseorang yang memang selama ini mendengarkan semua keluh kesahnya. "Ada apa, Bim?" tanya Anton di ujung sana tanpa basa-basi. Bisma tersenyum kecil. Dia lantas menata duduknya sebaik mungkin sebelum memulai percakapan dengan sahabatnya itu. "Aku nggak kuat kalau begini," ucap Bisma kemudian. Kalimatnya yang ambigu itu tentu saja membuat Anton panik. "Kamu ngomong apa sih, Bim? Jangan mati dulu, ki

