Di kedai tempat Anton bekerja, di situ Bisma sekarang. Dia ingin menenangkan diri sekaligus introspeksi diri, apakah yang dia lakukan sudah sangat keterlaluan, sehingga membuat Destina begitu marah? "Tadi katanya mau buru-buru ke rumah sakit buat ketemu Destina, kenapa balik lagi?" tanya Anton seraya menghidangkan pesanan Bisma. Kali ini secangkir mokacino dan beberapa potong roti bakar. "Destina marah," jawab Bisma singkat. Pandangan lelaki itu tertuju pada cangkir kopi yang isinya masih mengepulkan asap. "Marah? Kok bisa? Gara-gara apa?" Anton mengajukan beberapa pertanyaan seraya duduk di kursi yang ada di hadapan sahabatnya itu tanpa permisi. Sekarang mereka hanya terhalang meja bundar tempat makanan dan kopi berada. "Dia menceritakan beberapa hal tentang apa saja yang dilakukan