Anggia tidak ingin menduga-duga. Mungkin saja apa yang dikatakan mamahnya Gara, bukan sebuah hubungan seperti keduanya. Melainkan persahabatan yang tidak berhenti meski termakan usia. Iya, mungkin seperti itu. Anggia tersenyum tipis. "Terima kasih, Tante." Mamahnya Gara sekali lagi memeluknya, "Anggia, Tante cuma punya anak satu-satunya Gara, dan kamu juga tahu, Tante cuma percaya sama kamu. Tolong titip Gara ya? Anggi mau kan?" Kalimat pelan Mamahnya Gara, saat ini membuat gadis itu terdiam. "Tante..." "Gara itu anak baik, Tante jamin. Dia enggak akan nyakitin kamu. Dan kami, memang sudah percaya sama kamu. Kamu pasti bisa jagain Gara." Anggia semakin tertegun. "Kalau kelak, Tante sama Om pergi. Tante cuma bisa berharap sama kamu, sayang." Anggia menarik napas pelan. Jika sudah