Kebijakan rumah sakit yang berlaku adalah hanya dua hari waktu yang disediakan bagi ibu melahirkan pervaginam untuk memulihkan tenaga di bangsal rawat inap, tentu saja jika tidak ada komplikasi. Namun, berhubung pria-pria bucin kronis di keluargaku menyarankan agar aku dan si kembar stay lebih lama di rumah sakit, jadilah kami berada di ruang VIP tersebut selama tepat satu minggu. Ditambah lagi, di hari kedua, bilirubin Razka dan Razky sempat naik dan harus menerima terapi sinar. Ngomong-ngomong soal para ayah, beliau-beliau itu bilang, kalau sudah di rumah, aku tidak akan sempat beristirahat. Meski ada yang membantu, tidak akan mungkin seorang perempuan ahli menjadi Ibu dalam waktu semalam. Diiyakan pula oleh semua anggota pawang lunatik. Kayak kebalik ya? Harusnya para ibu yang menyaran

