117-TAKTIK

1779 Kata

Panggilan video kami masih tersambung. Hanya saja, gue ngga sanggup menahan sesak dan isak ini. Papi belum bicara lagi, mungkin memberi gue waktu untuk mencerna kabar buruk barusan. Berkali-kali gue mengucap istighfar, baik gue lafadzkan langsung ataupun di dalam hati. Gue sudah pernah membayangkan skenario ini. Tapi, tetap saja tak cukup kuat saat mengetahuinya langsung. “Mas Rio mau sendiri dulu?” tanya Papi kemudian. “Iya, Pi,” jawab gue di tengah tangis. “Oke, Papi shalat dulu ya? Habis shalat Papi telpon lagi. Kita pikirin sama-sama solusinya. Oke?” “Iya, Pi.” “Mas Rio sama Teteh aja, Pi,” ujar Reina. Gue masih menjauhkan wajah gue dari layar ponsel. “Teteh shalat dulu. Habis shalat kita telpon Mas Rio lagi, kita rembukin sama-sama gimana baiknya menyelesaikan situasi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN