116-BUKTI-BUKTI DAN PRADUGA

1746 Kata

“Duduk dulu, Teh,” ujar Papi. Om Danny menggeser satu stackable chair ke belakangku, menahan kursi tersebut agar aku bisa duduk dengan nyaman. Sementara Papi, entah apa yang dilakukannya, yang aku lihat hanya ibu jari beliau yang bergerak-gerak. “Ini hape emang ngga di-password, Dan?” tanya Papi. “Gue hack pinnya tadi, Bang.” “Bisa nge-hack juga lo?” “Kalau cuma pin ponsel atau password laptop orang awam mah bisa. Kalau punya Lyon ngga bisa.” Papi mengangguk-angguk. “Papi ngapain sih?” tanyaku tak sabaran. “Ini, coba lo retas lagi,” ujar Papi kemudian seraya beringsut dan meletakkan ponsel itu di depan Om Danny. Aplikasi pesan di dalamnya Papi buka, hanya saya tidak bisa diakses karena meminta pin sebagai kode autentikasi. Om Danny malah menggeser gadget tersebut ke hadap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN