Beberapa saat sebelumnya. “Rei?” panggil gue begitu pintu kamar terbuka. Ngga ada sahutan. “Humaira?” Yang terdengar hanya suara derasnya kucuran air dari kamar mandi. Gue melepas ikat pinggang yang melingkari tubuh, menarik keluar kemeja yang terselip di balik celana. Setelahnya, gue mematut diri di depan jendela kaca. Pemandangannya ... juara banget! Oh iya, soal Pak Andra, gue udah bilang supaya beliau mengirimkan penawaran untuk gue pelajari. Dan nanti, setelah kontrak di sini berakhir, jika ngga ada perubahan gue akan datang ke Ethereal untuk melihat sendiri kondisi kantor tersebut real time sekaligus menandatangani kontrak kerja. Beliau ... tentu saja deal! Kayaknya istri gue bakalan lama di kamar mandi secara sepanjang jalan dia udah ngeluhin hair spray yang bikin hair

