Saat kami tiba, Gala melompat-lompat di tepi jalan, sudah tak sabar melepas rindu. Reina keluar begitu saja, tak menunggu gue membukakan pintu. Sementara gue beringsut ke bagasi taksi, menurunkan koper-koper kami seraya menatap Reina yang menciumi seluruh wajah Gala. “Gala nangis ngga?” tanya Reina. “Ngga, Ibu. Emang kenapa?” “Kan Papa sudah pulang ke London. Yang lain juga sudah pada pulang.” “That's true! Lebih sepi sih jadinya. Papa pulang sama Daddy Ditya, Ibu. Gala pulang nanti sama Mama dan Ibu kan?” “Emang iya?” “You promised me!” seru Gala dengan nada merajuk. “Oh iya! Oke!” ujar Reina lagi, kali ini dengan memeluk Gala erat. “Tapi, Ayah menyusul hari Kamis malam, karena Ayah harus kerja dulu.” Yep! Lumayan banget, ada long weekend minggu depan. “Promise me, Ayah!

