Jasmine termenung seorang diri di kamarnya. Dia tidak berani keluar dari kamar sejak mereka berdua bicara empat mata. Terdiam duduk di lantai sambil menitihkan air mata, Jasmine memaklumi perkataan seorang Ibu yang pasti menginginkan wanita terbaik untuk putranya. Kenapa dia bisa sebodoh ini. Kenapa dia tidak memikirkan bahwa kasta mereka sangat berbeda jauh. Pekerjaannya sebagai penari perut pasti akan membuat malu keluarga Amoun-Ra. Kenapa dia tidak memikirkan hal itu sebelumnya. Hanya karena Amoun-Ra bersikap baik terhadap kakek dan neneknya, lalu meyakinkan dirinya seakan hubungan mereka bisa berjalan dengan lancar. Padahal, hambatan terbesar dalam hubungan mereka sudah jelas ada di depan mata. ‘Ini bukan salahnya. Ini adalah kesalahanku. Seharusnya aku tidak bodoh. Tapi aku memang