Mata indah itu begitu sembab. Hatinya bagai ditusuk sembilu ketika ia hanya bisa memperhatikan dari kejauhan wanitanya menangis diatas makam orang tuanya. Lalu sekarang, ia harus melihat mata bengkak dan wajah penuh kesedihan. “Untuk apa kau kesini?” tanya Jasmine berbalik badan membelakanginya. Dia memperhatikan sikap Jasmine terhadapnya. Entah apa yang terjadi sehingga wanita ini bersikap berbeda. Padahal, tadi malam mereka baru saja menghabiskan malam indah bersama. ‘Apa yang kalian bicarakan? Kenapa kau berubah seperti ini, Jasmine?’ batinnya berjalan ke arah depan dan menghadap wanita yang hendak mengindar darinya. “Tunggu,” ujarnya. Jasmine terdiam dengan d**a penuh dan sesak. Ia enggan untuk menatap pria di hadapannya, pria yang ia cintai, yang harus ia lepas demi keinginan ibu