*** Hampir 1 jam ia berada disini. Seorang diri dan hanya ditemani oleh air mata. Pakaiannya sudah begitu lusuh terkena tanah yang ada di sekitarnya. Ia masih betah memeluk makam sang Ibu tercinta. Wanita yang ia sayangi, yang sangat ia rindukan. Dada Jasmine begitu sesak. Ia tidak tahu harus mengadu dan menumpahkan segala perasaannya kepada siapa. Dunia tidak pernah adil padanya. Ia tumbuh dewasa tanpa kasih sayang kedua orang tua. Dibesarkan oleh dua orang yang sekarang harus ia jaga hati dan kesehatannya. Ia tidak mau kalau mereka sakit dan merasa terbebani dengan urusan percintaannya. Apalagi jika sampai mereka tahu kalau ia berprofesi sebagai penari perut terkenal di Kairo. “Maafkan aku, Bu. Seharusnya aku mendengarkan nasihat kakek dan nenek. Seharusnya aku tidak menginjak Kairo a