Amoun-Ra menyadari respon Jasmine mulai berbeda. Dia tidak ingin menanyakan ada apa dan kenapa karena tahu bahwa tadi ia sempat melayangkan tatapan tanpa ekspresi hingga sang istri terlihat takut. Sangat sulit bagi Amoun-Ra berdamai dengan masa lalu jika mengingatnya kembali. Namun, apa yang ada di tangannya tidak mungkin ia lepas dan biarkan begitu saja. Ia mengendurkan dekapannya dan menghentikan aktivitas mereka. Tubuhnya sedikit tegak sembari tersenyum. “Kita minum dulu, Sayang. Kau belum ada makan dan minum sejak sore tadi,” gumamnya mengecup kilat kening sang istri. Jasmine terdiam mendengar ucapan suaminya. Dia memperhatikan gerak-gerik sang suami beranjak ke sisi kanan. “Ayo, Sayang. Tadi malam Ibu membuatkan teh jahe hangat untukmu. Tapi karena kau masih pulas, jadi aku meleta