Daisy duduk di kursi penumpang, memperhatikan Daniel yang tengah mengemudi dengan ekspresi tenang seperti biasanya. Namun, di dalam kepalanya, berbagai pertanyaan terus berputar. "Kenapa mereka mengincarku?" Daisy akhirnya membuka suara, matanya menatap tajam ke arah Daniel. "Aku bukan siapa-siapamu, kan? Aku cuma wanita pengganti hutang. Agar ayahku tidak disakiti olehmu." Daniel menghela napas kasar, jemarinya mengetuk-ngetuk setir dengan ringan. "Karena saat pelelangan di klub malam, aku tidak menjualmu," jawabnya santai. Daisy menoleh padanya dengan alis berkerut. "Apa maksudmu?" Daniel mengalihkan pandangannya sebentar ke arah Daisy, lalu kembali fokus pada jalan. "Dulu, di pesta itu, aku menyuruh temanku membawamu, tapi aku tidak membiarkan itu terjadi. Karena itu, musuh-