Lyra mengamati lukisan sosok seorang perempuan itu dengan tak percaya. Apa memang sebenarnya perempuan yang selalu menghantuinya di dalam mimpi adalah sosok nyata? Karena jika perempuan itu hanyalah sebatas bunga tidur, tidak mungkin kan, Lyra melihatnya secara langsung—meskipun sebatas lukisan. Jadi, tebakan Lyra selama ini benar. Sosok itu nyata. Dan Lyra tidak tahu harus merasa senang atau takut karena sudah menemukan apa yang ia cari belakangan ini. Namun, kalau dipikir-pikir lagi, bukankah seharusnya Lyra merasa takut. Pasalnya, sosok yang masuk ke dalam mimpinya itu adalah sosok yang nyata. Bukankah itu mengerikan? “Wajahmu seperti baru saja melihat hantu,” kata suara di samping Lyra. Lyra menoleh dan mendapati Dewangga saat ini sudah berada di sampingnya. “Itu…, itu siapa, Mas?”