“Kamu nekat banget ngajak semua staf marketing makan siang bareng tadi,” tutur Azkia sambil memandang ke arah Fattan yang berada di balik kemudi. “Saya kan sudah bilang, saya pengen makan siang bareng kamu.” “Terima kasih, ya.” Fattan menurunkan tangan kirinya dari kemudi untuk menggenggam tangan kanan Azkia. Keduanya terdiam lalu hening menyelimuti seisi kabin mobil tersebut. Namun, gaung romantisme terasa kental beberapa saat kemudian ketika Fattan mengecup punggung tangan Azkia. Meskipun hanya diam, Azkia menerima tindakan manis Fattan dengan suka cita. Wanita itu kemudian menoleh ke sisi jendela dan tersenyum senang dalam hati. Saking bahagianya, Azkia sampai tidak menyadari bahwa jalan yang mereka lewati saat itu bukanlah jalan yang biasa mereka lalui menuju ke rumahnya. Dia baru

