56. Provokasi

1439 Kata

Shumay bangkit dari duduknya. Senyum penuh kepalsuan terkembang di bibirnya yang bergincu merah. “Selamat siang. Silakan duduk, Ibu Wulan Al Ghazi.” Wulan menarik kursi kayu berbantal beludru merah lalu duduk. Tatapannya penuh dengan kewaspadaan saat memindai wajah teman lamanya. “Ada apa kamu minta kita bertemu?” Wulan langsung menodong Shumay dengan pertanyaan. “Tenang dulu, Wulan,” tutur Shumay masih memamerkan senyuman fake-nya. “Kamu mau minum apa?” Wulan menggeleng menegaskan bahwa dia tidak ingin berlama-lama berada di sana. “Tidak perlu. Saya masih ada janji.” “Tidak enak lho mengobrol tanpa minum.” Shumay berusaha keras membujuk. “Sebenarnya ada apa?” Wulan memindai jam tangannya berpura-pura tidak punya banyak waktu. “Saya ada urusan yang lebih penting dari sekadar ngobrol

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN