Perumahan cluster, perbatasan Karawang-Bekasi “Kalau lo pengen Azkia balik, jangan jadi pengecut. Datang sendirian atau ….” Elvano diam sesaat setelah ucapannya dipotong Fattan, lalu tertawa sambil menatap layar ponsel. Puas memprovokasi Fattan, Elvano kembali melancarkan intimidasinya pada Azkia. Pria itu menatap dingin ke arah Azkia yang kini sudah duduk di atas ranjang dengan tangan terikat ke belakang tubuhnya dan mulut ditutup plester. Dia berjalan mendekat ke tepi ranjang dan duduk di sana. Iris gelapnya menembus mata Azkia berusaha menemukan ketakutan wanita itu untuk membuatnya menyerah.. “Dia akan datang sendirian,” katanya, lalu tersenyum masam. Azkia memejam selama beberapa saat sambil melangitkan permohonan kepada Tuhan supaya Fattan diberi keselamatan. Dia tidak ingin su

