"Kamu baik-baik saja, El?" Tiba-tiba saja Aksa datang menghampiriku, ketika aku menunduk menghadap toilet, akibat rasa mual yang begitu luar bisa kurasakan dua hari ini. "Lumayan, setidaknya sudah tidak mual seperti tadi." Aku mengusap bibir dengan punggung tangan. "Pusing?" Tanyanya lagi. "Nggak. Udah mendingan, sebaiknya kita kembali ke meja makan, kasian Ziano sendirian." Aku menarik tangan Aksa. Karena ulahku, ia sampai meninggalkan sarapan paginya bersama Kenziano Fairrel Rahadian atau yang sering disapa Ziano. "Tunggu dulu," Aksa menahan pergelangan tangannya, membuatku menoleh dan menatap sorot matanya yang terlihat khawatir. "Aku baik-baik saja, gak perlu khawatir." Aku mencoba meyakinkannya, karena semenjak ia menyaksikan proses kelahiran Ziano, Aksa sering bersikap berle