Jika saja aku dibuat oleh tangan manusia, mungkin saat ini aku sudah dalam suhu tinggi dan siap meledak. Helaan nafas lemah terus mengiringi setiap kalimat yang terlontar dari mulut Ka Riani. Kakak sepupuku. Ngantuk dan bosan sudah menguasaiku sejak lima belas menit lalu. Satu cup besar caramel macchiato nyatanya tidak membuat rasa kantuk hilang dengan mudah. Ya, selama itu aku mendengarkan keluhan Kak Riani, hampir bahkan setiap hari. "Dia nakal banget, Del." Ucapnya, sebelum meneguk matcha latte kesukaannya. "Namanya juga anak-anak, Kak." Balasku. Jawaban yang sama, setiap kali Kak Riani mengeluhkan tentang putra semata wayangnya yang baru saja berusia tiga tahun, bernama Regan. "Tapi ke'nakalannya udah gak wajar banget. mamah aja sampai kewalahan setiap harinya." "Tapi kan, kak Ria