Venus menatap hampa gundukan tanah merah di hadapannya. Bau tanah bercampur hujan masih tercium jelas, memenuhi rongga hidung. Sesak, sakit memenuhi hati, seakan pasokan udara mulai menipis. Perlahan gundukan tanah merah itu ditutupi oleh berbagai macam bunga, di tancapkan juga batu nisan, dimana nama seseorang yang kini sudah berbeda alam. Kehilangan, adalah proses yang paling menyakitkan. Tapi sebuah kematian bukan akhir, tapi hanya berpisah sejenak karena suatu hari nanti akan kembali bertemu. Itu yang sering Venus terapkan dalam hatinya, entah benar atau tidak, ia sendiri tidak tau. Venus meyakininya hanya karena ia ingin membuat hatinya sedikit lebih baik, setelah kehilangan yang pernah dirasakannya. "Kita pulang, proses pemakamannya sudah selesai." Ucap seorang wanita paruh b
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari