Aku tidak bohong saat mengatakan bahwa aku sangat mencintai Anggia melebihi cintaku pada Vania dulu. Karena itu rasa takut kehilangannya pun semakin besar. Aku berhati-hati sekali menjelaskan pada Anggia mengenai Vania agar istriku yang cantik ini tidak marah. Aku sungguh tidak mau dia sampai marah padaku karena masa lalu yang bahkan udah aku lupakan itu kemudian memiliki pikirab untuk mengakhiri hubungan kami. Aku rasa aku bisa gila kalau Anggia sampai pergi. “Lo ada masalah?” Pertanyaan Davin membuyarkan lamunanku. Saat ini kami memang sedang duduk berdua membicarakan bisnis. “Enggak sih cuma belakangan ini Anggia suka marah-marah aja.” Jawabku bohong. “Dia lagi haid kali? Dia emang berubah jadi monster kalau lagi haid.” Ucap Davin sambil tersenyum geli. “Iya sih emang lagi haid. Oh