Keduanya tiba di base camp menjelang subuh, sekitar jam empat kurang, suasana masih begitu sepi, hanya ada beberapa senior yang sudahd terjaga dan tengah mengobrol dengan menikmati secangkir kopi dan tehnya masing-masing. Kedatangannya tentu saja disambut oleh beberapa dari mereka yang memang tengah menghangatkan diri di depan perapian. “Fares, Ayya. Akhirnya kalian balik juga.” Mas Bayu langsung menghampiri keduanya, sedang Fares dengan hati-hati menurunkan Ayya. “Mba Intan, ini tolong periksa dong, kening sama siku Ayya luka, kakinya juga abis kekilir.” Fares mendudukkan Ayya di tikar dan meminta Intan, salah satu kekasih seniornya yang ia ketahui berprofesi sebagai dokter, untuk memeriksa keadaan Ayya. “Res, ih, aku ngga papa juga.” Ayya mencubit lengan Fares, merasa malu karena ki