Sore telah beranjak, Ayya dan Fares tengah menikmati sore mereka dengan secangkir teh hijau di rooftop. Dengan duduk saling bersandar. Memikirkan banyak hal dan tenggelam dengan pemikiran masing-masing. “Gimana kabar Laras, Res?” Tanya Ayya memulai percakapan, menyandarkan dengan nyaman kepalanya di bahu Fares. Fares dengan senang hati merangkul Ayya dan mengecup puncak kepala gadis itu yang kini bersandar dengan nyaman di bahunya. Gadis itu sudah tidak lagi malu-malu dan Fares menyukainya. Fares tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dari balik tubuhnya. “Tadi mama ngasih ini pas kita balik. Laras nikah dua minggu lagi, kamu temenin aku dateng ya.” Fares menyerahkan sebuah undangan berwarna silver itu pada Ayya. Sebenarnya Ayya cukup terkejut dengan berita itu, namun dia juga ikut se